Perlukah Adanya Peningkatan Tingkat Pengetahuan Untuk Mengoptimalkan Kinerja Seorang Kader Posyandu ?
Indonesia merupakan negara yang tingkat kepadatan
penduduknya tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat keempat dalam hal
kepadatan penduduk, akibat dari kepadatan penduduk yang tinggi, pemerintah
mempunyai peran penting dalam memelihara kesejahteraan dan meningkatkan
kesehatan bagi masyarakatnya. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan
secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Kegiatan di Posyandu merupakan
kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan. Setiap program dengan sasaran masyarakat khususnya program Posyandu
tidak akan berhasil jika masyarakat tidak mengerti tentang pentingnya posyandu.
Oleh
karena itu, kader sebagai ujung tombak terdepan dalam upaya kesehatan, kader diharapkan
memiliki kinerja yang baik dalam menggerakkan dan memperdayakan masyarakat yang
harus dibina, dituntun, serta didukung oleh pembimbing yang terampil dan berpengalaman.
Jika kader tidak berperan aktif maka pelaksanaan posyandu juga tidak akan
lancar dan akibatnya peningkatan berat badan balita tidak dapat terpantau
dengan baik. Menurut Gibson, kinerja
kader dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor individu, psikologis dan
organisasi. Salah satu bagian didalam faktor individu adalah pendidikan dan
pengetahuan.
Tingkat pengetahuan kader merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.
Pengetahuan merupakan segala hal yang diketahui oleh kader tentang kegiatan di Posyandu. Kader yang memahami dengan baik tugasnya tidak hanya melakukan
pekerjaan dengan baik saja tetapi juga berupaya untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai oleh Posyandu). Melalui pengetahuan yang baik, maka seorang kader dapat
menunjukan kinerja yang baik pula.
Contohnya, Berdasarkan observasi dan wawancara yang
telah dilakukan pada beberapa kader di Posyandu, masih
ditemukannya kader yang belum memahami makna dari Posyandu. Seperti kemampuan
kader Posyandu dianggap masih kurang dalam menjelaskan tumbuh kembang balita
dengan orang tua balita. Kurangnya kemampuan dan pengetahuan tersebut dapat
dianggap menghambat kinerja dari aktifitas posyandu. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa segala kegiatan di dalam posyandu merupakan
tanggung jawab dan tugas dari seorang kader Posyandu, jika kader tidak bisa
menjelaskan tumbuh kembang balita berarti memiliki tingkat pengetahuan yang
rendah maka akan ada dampak pada kinerja kader Posyandu.
Masalah yang dapat terjadi saat ini adalah kurangnya
tenaga-tenaga Posyandu, terlebih lagi banyak dari kader Posyandu yang hanya
berdasar dengan kesukarelaan sehingga kurangnya kesadaran akan pentingnya
ketelitian, sering mengabaikan tugas-tugas, sedikit minat untuk menjadi seorang
kader. Misalnya, jika ada seorang kader sering mengabaikan tugasnya, tidak bisa
memberikan penyuluhan dengan baik karena tidak mampu menjelaskan tumbuh kembang
balita dengan orang tua balita, lalu apa yang akan terjadi? Bisa dipastikan
mereka akan kesulitan mencapai kinerja dari kader dan menghambat terciptanya
tujuan penyelenggaraannya Posyandu itu sendiri.
Semestinya apabila pemerintah ingin meningkatkan
mutu dari sebuah Posyandu maka memang harus dimulai dari peningkatan
pengetahuan dari seorang kader, karena kader yang langsung terjun di
masyarakat. Perlu binaan serta peningkatan pengetahuan seperti halnya dengan
cara penyuluhan atau seminar rutin bagi para kader. Pemerintah juga harusnya
memberikan apresiasi baik berupa tunjangan maupun penghargaan bagi seorang
kader agar semakin semangat dalam bekerja. Oleh karena itu, Posyandu yang ada saat ini harus segera di revisi dengan tidak hanya mementingkan hasil, tetapi lebih mementingkan suatu proses untuk mencapai suatu keberhasilan mencetak kader-kader yang professional dan berkinerja baik yang mampu membantu dalam peningkatan taraf kesehatan masyarakat.
Komentar
Posting Komentar