Mimpi
Saya bernama Yunitasari Suprapto.
Nama yang cantik yang saya dapatkan dari kedua orang tua saya. Meskipun cantik,
hingga saat ini saya masih belum mengetahui apa arti dan makna dari nama saya.
Ketika ditanya arti dari nama saya, saya hanya tersenyum kecut tidak mengerti,
sedangkan teman-teman saya yang lain dapat dengan mudah dan semangat dalam
menjelaskannya. Yang paling lazim dari sebuah makna nama seseorang adalah doa
atau harapan dari kedua orang tuanya. Saya pun berharap ada doa yang terselip
di nama saya.
Ketika saya bertanya kepada kedua
orang tua saya, mereka berkata bahwa nama itu terlintas saja dalam pikiran.
Awalnya saya kecewa, berarti tidak ada makna khusus dalam nama saya apalagi
berharap ada doa didalamnya. Belakangan saya berpikir, tidak masalah tidak ada
arti dan doa dalam nama saya tapi yang saya tahu pasti adalah nama saya selalu
disebut dalam doa ayah dan ibu saya. Saya lahir di tanggal 16 Juni 1997,
kemungkinan besar hanya karena bulan Juni, alasan nama saya terbentuk. Saya
awalnya tinggal di Jambi, namun karena saya melanjutkan pendidikan saya di
Universitas Gunadharma, saya harus mulai hidup merantau tepatnya di Depok.
Hidup jauh dari orang tua adalah
yang tersulit bagi saya. Saya harus menyesuaikan diri di lingkungan tempat
tinggal dan juga kehidupan kampus. Sulit bagi saya karena dirumah saya termasuk
anak yang sedikit terakhir maksudnya anak keempat dari lima bersaudara dan saya
merasa sedikit lebih manja. Saya hidup disebuah keluarga yang sederhana nan
hangat. Ayah saya hanyalah seorang PNS lulusan S1 yang berpenghasilan biasa dan
ibu saya hanyalah seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya dirumah untuk
mengurus kami semua hingga kami tumbuh tanpa kekurangan kasih sayang. Namun
keuangan kami sedikit terbantu dengan lahan sawit yang ditanam oleh ayah saya
10 tahun yang lalu.
Dirumah, kami tidak menggunakan jasa
pembantu, karenanya kami harus melakukan semua pekerjaan rumah tangga sendiri.
Menurut saya, itu metode terbaik yang diterapkan kedua orang tua saya untuk
membentuk kami menjadi orang yang mandiri. Alhasil kami dewasa ini kami
terbiasa mengerjakan tugas rumahan dengan tanpa canggung. Walaupun jujur dari
sekian tugas rumah yang saya kerjakan, tetap saja tangan ini tidak mahir dalam
memasak. Walaupun begitu ibu saya adalah lulusan SMK dengan jurusan tataboga,
dengan hal itu ibu selalu menyajikan makan terbaik diatas meja makan. Ayah saya
adalah lulusan dari IKIP dan ditugaskan di Jambi, sementara kota ayah
dilahirkan adalah kota Solo.
Di Solo, beruntung hingga saat ini
ayah masih memiliki ibu yang masih bisa kami kunjungi. Hampir setiap tahun kami
selalu mudik ke Solo. Namun tidak untuk liburan tahun ini karena saat itu masih
sibuk untuk masuk ke Universitas, salah satu kakak saya sibuk untuk membuka
usaha dan orang tua saya diberikan jalan untuk beribadah haji saat ini.
Pengalaman terbaik saat kami mudik
adalah saat tahun pertama kami mulai mudik menggunakan mobil pribadi. Karena
kami masih kecil dan nenek hanya mengenal kami lewat foto dan belum bertemu
secara langsung, kami memutuskan untuk membuat rencana untuk mengejutkan nenek.
Dimulai dengan tidak memberi tahu bahwa kami sedang dalam perjalanan , yang
mana perjalanan itu memakan waktu sekitar dua hari tiga malam. Sesampainya
disana kami langsung memulai rencana. Mulanya kakak kedua saya turun dengan
menggunakan kacamata hitam besar dan berpura-pura untuk menanyakan arah. Karena merasa ditanya, tante dan nenek
menjawab dengan antusias sambil menunjuk arah. Setelah itu kakak pertama dan
kakak ketiga saya turun dan meminta izin untuk singgah sebentar agar dapat
beristirahat. Tante dan nenek saya pun tidak bisa menolak, diizinkannya kakak
saya duduk dan mereka mulai berbincang untuk mencairkan suasana.
Sementara itu, yang tersisa di mobil
adalah saya, adik saya dan kedua orang tua saya. Kami bersembunyi sambi menahan
tawa. Selanjutnya ayah memerintahkan kepada saya dan adik saya untuk turun.
Alhasil tante dan nenek saya terlihat semakin bingung. Setelah puas melihat
tampang heran dari tante dan nenek saya, ibu dan ayah segera turun dengan
menutup mulut karena menahan tawa. Sadar akan kondisi yang terjadi, tante dan
nenek saya mulai menangis sambil memukul ayah dengan pelan karena telah
mempermainkannya.
Kami semua tertawa melihat kejadian
itu. Namun, nenek malah semakin menangis dan mulai menciumi dan memeluk kami
satu persatu dengan kuat. Rasa bersalahnya muncul karena tidak dapat mengenali
cucu yang bahkan ada dihadapannya. Selanjutnya kami masuk dan beristirahat
sambi menonton televisi. Masih ada sisa tangisan dari tante dan nenek saya
disaat ayah menjelaskan semuanya. Kami sama-sama memadang dengan tersenyum
bahagia. Itulah pengalaman mudik terbaik yang pernah saya alami.
Menulis cerita, mengarang seperti
ini adalah dua hal yang saya senangi sejak dulu. Karena menurut saya, dengan
menulis kita dapat mengekspresikan diri dengan cara yang tersendiri. Maksudnya
masih ada rasa yang masih dapat dirasakan saat menceritakannya kembali.
Menceritakannya itu butuh kondisi dan situasi yang baik. Sedangkan membaca dan
mendengar musik adalah dua hal yang paling saya gemari, bagaimana tidak, dua
hal itu tanpa kita sadari menjadi jembatan ilmu dari pelosok negara manapun.
Dari semua yang saya sukai, awalnya terbersit
keinginan saya menjadi seorang pengarang atau penulis novel. Namun karena tidak
saya kembangkan dan juga itu hanya sekedar suka saja. Belakangan saya menyadari
lebih menyukai hal-hal kearah kesehatan. Psikologi termasuk hal yang sangat
saya sukai dan saya mulai bercita-cita di bidang psikologi pio.
Mimpi saya yang saya harapkan saat
kecil memang indah, karena disaat itu saya hanya memikirkan apa yang saya ingin
lakukan dan tidak memikirkan apa yang saya butuhkan. Maksudnya disini adalah
saya hanya ingin melakukan pekerjaan dengan cara saya sendiri dan tidak ingin
memikirkan hal yang saat ini mulai dituntut dari berbagai pihak. Memang orang
tua akan memberikan jalan kita yang terbaik selama mereka tahu bahwa apabila
kita mengerjakan sesuatu yang baik maka akan berbuah baik, tapi kita tidak bisa
berdiam diri mengerjakan hal yang kita suka karena zaman sudah berubah.
Dimana ada kemauan disitu ada jalan.
Itu hal yang selama ini saya pegang. Karena bagi saya jika kita memang
benar-benar menginginkan hal tersebut dan berusaha maka akan selalu ada jalan.
Namun apabila kita hanya ingin saja tanpa ada usaha maka tidak akan pernah ada
jalan untuk kita. Walaupun banyak rintangan, terkadang yang menjadi musuh
pribadi adalah kemampuan kita sendiri. Bagaimana tidak, terkadang manusia
mempunyai banyak keinginan yang ingin terus diwujudkannnya namun terhalang oleh
kemampuannya.
Walaupun begitu bagi orang yang mau
tapi tidak mampu lebih mudah baginya untuk mendapatkan sesuatu yang dia
inginkan karena dia akan berusaha sekuat
tenaga untuk menjadikan dirinya mampu. Sedangkan orang yang mampu tapi tidak
ingin, maka hanya akan menjadi hal yang sia-sia saja, karena dia tidak
menyadari potensi besar dari dirinya yang sebenarnya dapat kembangkannya menjadi
sesuatu yang luar biasa. Satu hal yang ingin saya tanamkan pada diri saya dalam
kehidupan ini adalah jangan menyerah karena hidup tidak akan berhenti saat kita
gagal.
Yunitasari
Suprapto
17515356
🤪😂😂
BalasHapus