BEMF
Psikologi mengadakan acara talk show dengan tema “Anak berkebutuhan khusus,
keterbatasan bukan batasan”, pada tanggal 25 Mei 2016. Di Talk Show ini turut mengundang
speakers ternama yaitu Arist Merdeka Sirait yang sekarang menjabat sebagai ketua
KPAI, dan seorang psikolog yang Katarina Ira Puspita, dan Talk show ini yang
dipimpin oleh Tika sebagai moderator.
Talk
show dimulai sekitar pukul 13.00 WIB di buka dengan penyanyi Zelda Maharani.
Selanjutnya dimulai lah talk show yang diisi dengan materi-materi yang telah
dipersiapkan oleh kedua pembicara. Talk show ini memberikan kita gambaran
tentang anak berkebutuhan khusus. Karena sebagai mana kita tahu, banyak anak
berkebutuhan khusus yang dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang. Mereka
banyak mencemooh ABK tanpa melihat kelebihan lain yang mereka miliki.
Menurut
Ibu Katarina, anak berkebutuhan khusus itu adalah anak-anak yang memiliki
kekurangan (cacat) tetapi mempunyai segudang potensi dan satu pesan dari ibu
Katarina yaitu “jangan buat ABK jadi kata-kata joke” misalkan sering sekali
kita mendengar ada teman yang mengatakan temannya “autis” hanya untuk menjadi
bahan lelucon. Hal ini merupakan sesuatu perilaku yang tidak terpuji. Hal ini
juga akan membuat orang menginterpretasikan kata-kata yang berhubungan dengan
ABK itu adalah kata-kata yang bermakna buruk, padahal kan tidak. Dan kita
sebagai masyarakat mempunyai peran secara langsung, dimulai dari peran yang
sederhana misalkan, membagi pengetahuan yang kita miliki mengenai pemahaman ABK
lebih dalam, sehingga masyarakat awam tidak salah persepsi. Ini juga sangat
baik bagi para orang tua, dengan paham apa itu ABK dan bagaimana ciri-cirinya,
mereka akan lebih cepat mengenali dan mengidentifikasi anak-anak mereka dengan melihat
perkembangan anak dan tahapan-tahapan tumbuh kembang anak yang sesuai dengan
usianya, jika tidak sesuai, maka akan lebih cepat penanganannya.
Kita juga harus
mulai merubah persepsi kita tentang ABK karena kita tidak dapat
menggeneralisasikan gejala-gejala yang yang terjadi pada ABK. Contohnya, kita
menyangka bahwa anak ABK pasti diikuti oleh tantrum. Sebenarnya hal itu
tergantung, dan itu karena sang anak tidak bisa mengungkapkan apa yang ingin ia
sampaikan atau ia tidak dapat membuat orang sekitarnya mengerti dengan apa yang
ingin ia dapatkan, nah ini salah satu faktor dari alasan anak ABK tantrum. Adapun cara menghadapi anak yang
Tantrum yaitu, kita harus bersikap tenang, dan jangan coba ajak anak untuk
berkomunikasi saat anak mengamuk, diamkan saja, kontrol emosidan setelah anak
itu tenang maka rangkulah dari depan. kita harus merubah lingkungan, dimana
lingkungan itu harus lebih jelas, terdapat komunikasi lalu anak dibawa berobat.
Bentuk pengobatan berupa terapi perilaku, berbicara, sosial skill, dan medikasi
untuk mengontrol perilaku.
Perlu
juga diingat bagi orang tua, bahwa memiliki anak yang berkebutuhan khusus
bukanlah sebuah “Vonis”. Anak-anak
berkebutuhan khusus pada dasarnya sama dengan anak-anak lain yang punya
kelebihan dan juga punya kekurangan. Bagi orang tua, janganlah merasa malu atau merasa risih karena kita juga
harus meilhat dari sisi mereka, mereka juga pasti sedih dilahirkan tidak
sempurna, dan bukan salah mereka terlahir sebagai suatu anak yang berkebutuhan
khusus. Bantulah masyarakat untuk mengerti bahwa anak berkebutuhan khusus bukan
sesuatu yang harus di kasihani, tetapi harus disayangi. Pengawasan orang tua
sangat penting untuk anak. Para orang tua seharusnya lebih memerhatikan anak.
Bimbinglah anak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
Komentar
Posting Komentar