Merdeka.com - Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) menyayangkan
penggunaan mobil dinas oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Menpanrb) Yuddy Chrisnandi untuk mudik ke
Bandung bersama keluarga. Yuddy menganggap penggunaan mobil dinas diberikan
keperluan pribadinya, sebab mobil dinas melekat dengan jabatannya.
Direktur Gratifikasi KPK, Giri
Suprapdiono menjelaskan secara prinsip barang milik negara harus dipisahkan
dengan barang pribadi, termasuk penggunaannya. Hal ini menurutnya sudah
termaktub jelas pada PP No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara atau Daerah.
Giri kembali mengatakan jika sudah ada
peraturan seperti itu seharusnya para pejabat negara menjalani peraturan yang berlaku.
"Hal seperti ini sepatutnya ditimbang baik-baik oleh pejabat atau
penyelenggara negara. Reformasi birokrasi tidak mungkin bisa berhasil jika
tidak ada contoh kuat dari atas," kata Giri, Rabu (13/7).
"Sarana dan Prasarana Kantor
termasuk kendaraan dinas jelas digunakan untuk penunjang proses pelaksanaan
tugas dan fungsi pekerjaan. Bukan untuk kepentingan di luar itu, seperti kepentingan
pribadi," imbuh dia.
Sebelumnya, Menpan-RB Yuddy Chrisnandi
berdalih penggunaan mobil dinas untuk keberangkatan dia mudik ke Bandung karena
merupakan kendaraan yang melekat dengan jabatan menteri. Dia menegaskan
keberangkatan mudik ke Bandung sama sekali tidak menggunakan plat nomor menteri
dan juga tidak mendapat pengawalan.
Yuddy merasa tidak bersalah atas apa tindakannya karena mobil dinas memang fasilitas yang diberikan untuk pejabat negara.
Yuddy merasa tidak bersalah atas apa tindakannya karena mobil dinas memang fasilitas yang diberikan untuk pejabat negara.
Sumber
:
Tanggapan
:
Hal ini sangatlah disayangkan. Bahkan, Seorang
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpanrb),
melakukan apa yang dilarang dalam peraturan pemerintah. Bagaimana Reformasi
birokrasi bisa berhasil jika tidak ada contoh yang baik yang tercermin dari
wakil rakyat. Hal diatas masih menunjukkan bahwa wakil-wakil rakyat di
Indonesia masih banyak yang belum berkualitas dan bahkan menteri yang
menggunakan fasilitas negara ini tidak menunjukkan rasa bersalahnya.
Komentar
Posting Komentar