ILMU BUDAYA
DASAR
Museum Perangko
Disusun Oleh :
Kelompok
Anissa Putri
(10515841)
Dwi Shinta Anggraini (12515065)
Nataline Sabrina (14515990)
Siti Nadia Senen (16515621)
Reza Febriandi (15515827)
Yunitasari Suprapto (17515356)
KELAS 1PA06
FAKULTAS PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Pada
hari Sabtu, 14 November 2015,
kita berkunjung ke Taman Mini Indonesia
Indah (TMII) yang terletak di Jakarta Timur. Kita berkumpul di salah satu rumah
dari kelompok kita, yaitu rumah Dwi yang terletak di daerah Pasar Rebo. Sekitar pukul 10.30 WIB, kita berangkat menuju TMII menggunakan transportasi angkutan umum. Mobil merah dengan nomor jurusan S15A membawa kita hingga
pintu
2 TMII dalam waktu 30 menit. Pintu 2 TMII lebih mudah terjangkau oleh angkutan
umum dibandingkan dengan pintu utama TMII. Selain itu, jarak tempuh perjalanan dari pintu 2 TMII menuju anjungan
atau
museum di TMII tidak begitu jauh disbanding
dengan pintu utama.
Selembar
kertas berwarna hijau dengan bertuliskan Taman Mini
“Indonesia Indah” merupakan
selembar tiket masuk TMII yang di peroleh dengan membayar sebesar Rp10.000,00 untuk perorangan. Jika membawa kendaraan pribadi, kita akan dikenakan
biaya untuk mobil sebesarRp 10.000,00; motor
sebesar Rp 6.000,00; dan sepeda sebesar Rp1.000,00. Setelah kita mendapatkan
tiket,
kita akan menuju ke museum yang dipilih pertama yaitu Museum Transportasi.
Jarak dari pintu 2 TMII ke Museum
Transportasi yaitu kurang lebih 5 km. Karena jarak yang jauh, kita memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh TMII yaitu faslitas mobil keliling. Fasilitas mobil keliling yang memiliki dua model mobil yang pertama mobil besar berwarna kuning dan hijau
sedangkan
yang kedua mobil kecil berwarna putih, dengan menggunakan mobil keliling kita dapat
menjelajahi seluruh kawasan TMII dengan membayar sebesar Rp 5.000,00.
Setibanya
kita
di Museum Transportasi, kita
langsung menemui seorang satpam yang sedang berjaga. Awalnya kita menemui
satpam
yang berjaga untuk membeli tiket masuk ke Museum Transportasi. Tetapi sebelum membeli tiket masuk Museum Transportasi satpam itu memberitahukan bahwa Museum Transportasi sedang
dalam perbaikkan hingga bulan Januari maka dari
itu
Museum Transportasi tidak menerima kunjungan. Oleh karena itu, kami membatalkan kunjungan ke Museum Transportasi.
Menurut
peta
“TMII Museum Terbesar
Inspirasi Peradaban Bangsa”, TMII memiliki kurang lebih 16 museum.Dari peta,
letak museum transportasi
berdekatan dengan dua museum yaitu Museum
Perangko dan Museum
Keprajuritan. Kami berdiskusi dan memilih
salah satu dari
dua
museum tersebut. Akhirnya, kami
memilih Museum Perangko.
Kesan
pertama
kali saat memasuki Museum
Perangko yaitu ciri khas
dari pulau Bali yang dapat sangat kitar asakan. Berawal dari pintu
masuk atau paga
rtemboknya,
memiliki model dasar candi yang
kental dengan Bali. Selain itu, saat memasuki Museum Perangko,
mata kita tertuju sebuah patungkera yang bernama patung Hanoman, yang dalam pewayangan dikenal sebagai dhuta dharma pembawa berita, misinya sama dengan
tugas
pos. Didepan patung Hanomanter dapat sebuah tanda pengesahan didirikannya Museum Perangko
yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto pada 29 September 1983.
Sebelum memasuki gedung, terlebih dahulu kita membayar
tiket sebesarRp 5.000,00.
Pintu
dari gedung Museum Perangko ini berukir
gaya
Bali dan Jawa. Suasana di
dalam gedung yang
menggambarkan hikmat dans ejuk, membuat
kita ingin berlama-lama dan lebih ingin mengetahui tentang perangko.Nilai keindahan dan kebersihan di dalam gedung yang sangat baik
menjadi nilai tambah untuk kita berkunjung
ke
Museum Perangko. Gedung Museum
Perang komemiliki 2
lantai yang terdapat di dalamnya. Kita dapat pergi
kelantai
2 dengan cara memasuki ruang perpustakaan. Tetap isaat kami berkunjung, ruang perpustakaan di tutups ehingga kami tidak dapat merasakan keindahan gedung dari lantai 2.Beruntungnya kami dapat melihat keadaan ruang perpustakaan salah satu pintu
pegawai
yang terbuka .Didalam ruang perpustakaan, buku-buku tersusun rapih dan terdapat
bedug dan tangga
menuju lantai 2.
Pada
generasi muda zaman sekarang,
kita tahu bahwa perangko tidak lah penting, tetapi kita pun harus mengetahui
bagaimana asal usulnya adanya perangko di Indonesia. Kita ketahui pada Meseum
perangko ini adalah wahana untuk menyelenggarakan pameran perangko secara tetap
yang didirikan atas gagasan Ibu Tien Soeharto. Gagasan itu dicetuskan ketika
Ibu Tien mengunjungi pameran perangko yang diadakan oleh PT. Pos Indonesia
(Persero) pada acara Jambore Pramuka Asia Pasifik ke VI di Cibubur pada bulan
Juni tahun 1981. Kemudian, dibangun museum perangko dengan bentuk bangunan
bergaya Bali di atas lahan seluas 9.590 m2 dan diresmikan oleh
Presiden Soeharto pada tanggal 29 September 1983. Dan pada akhirnya dibuat lah
sebuah perangko untuk mengenang Ibu Negara ini,perangko yang paling mengesankan
adalah Perangko Emas 23K . Harga perangko tersebut jika dijual bisa mencapai
harga Rp 30.000.000,00
harga yang cukup fantastis untuk sebuah harga perangko.
Pada asal usul Perangko
dalam bahasa latin: (Franco), pada hakikatnya Perangko merupakan secarik kertas
bergambar nan diterbitkan oleh pemerintah sebagai alat pembayaran nan di bagian
belakangnya terdapat perekat, serta bagian depannya terdapat nilai harga
eksklusif buat direkatkan pada kiriman pos.
Biaya pengiriman sepucuk surat dilunasi dengan menggunakan perangko sehingga pihak pos perlu menyampaikan surat tersebut sinkron dengan alamat nan
tertera di bagian depan amplop surat tersebut.
Kegiatan surat menyurat memang sudah lama
sekali digunakan oleh manusia buat berkomunikasi dengan orang lain dalam jeda jauh. Akan tetapi, pemerintah kemudian membuat perangko sebagai salah satu wahana dan prasarana nan dapat menunjang system kegiatan perposan.
Perangkor esmi nan pertama memiliki ciri-ciri bergambar kepala Ratu Victoria,
dicetak dalam rona hitam, memuat kata "postage" pada bagian atasnya, dan memuat
kata-kata "one penny" di bagian bawahnya.
Karena rona tintanya nan
hitam serta tulisan nan bertengger di bagian bawahnya ialah
"one penny", maka perangko pertama ini sering juga disebut "the penny black".
Perangko dikenalkan
pertama kali dikenalkan pada tanggal 1 mei 1840 di Britania Raya sebagai
reformasi pos oleh Rowland Hill.
Seperti yang kita ketahui pada masa ini,
Indonesia sudah mengenal perangko untuk membayar berkirim surat. Dibuat di masa
Hindia Belanda dan desainnya adalah foto Raja Willem III yang di desain oleh TW
Kaisar dari Amsterdam. Pada mulanya perangko hanya memuat gambar kepala Negara
(raja dan ratu), lambing Negara atau angka yang menunjukan harga nominal saja,
namun kemudian perangko memuat disain beraneka ragam.
Setelah kedudukan Hindia Belanda, pemerintahan dipimpin
oleh jepang. Pemerintahan jepang di Indonesia menerbitkan perangko-perangko
jepang. Setelah 17 agustus 1945, jepang masih belum mau untuk menyerahkan
kekuasaan mereka, tetapi tanggal 29 september 1945 tentara Belanda yang
menguasai tentara sekutu yang bertugas melucuti persenjataan jepang mendarat di
Batavia dan terjadilah perperangan dalam sejarah bangsa Indonesia yang menelan
korban jiwa.
Sebagaimana kita
ketahui Pada awal kemerdekaan Indonesia, percetakan modern pertama yang bernama
“Pertjetakan Kabajoran” dibuka, saat ini adalah awal dari Proses percetakan perangko
di tingkat kabupaten. Desainer lokal muncul, seperti Amat bin Djupri, Kurnia
dan Kok, Junslies dan lainnya. Pada periode ini, pemerintahan memerintahkan
desain cap dan produksi untuk pertjetakan kabajoran, maka PTT memiliki
kewajiban untuk menyalurkan Perangko untuk setiap kantor pos di daerah.
Dan sekitar tahun
1959-1965 banyak juga perangko yang diterbitkan seperti Perangko Biasa, Perangko
Peringatan, Perangko Istimewa, dan Perangko Amal. Untuk memperingati Dekrit
Presiden Soekarno tanggal 5 juli 1959 yang menyatakan berlakunya kembali
Undang-undang dasar 1945, dikeluarkan pada tanggal 17 agustus 1959 perangko
peringatan “Berlakunya kembali UUD 1945” perangko tersebut terdiri dari 4 buah
dengan harga 20 sen, 50 sen, 75 sen, sampul hari pertama diterbitkan dengan
harga Rp. 7,50,-.
Dan kita ketahui pada
perkembangan perangko damasa Order baru di muai tanggal 11 maret 1966-1980,
banyak perangko yang telah diterbitkan sebagai contoh mulai dari perangko
Pahlawan Revolusi yang tebit pada tahun 1966. Berbagai jenis perangko telah
diterbitkan oleh pemerintah Indonesia semakin hari semakin baik perangko yang
diterbitkan baik dari desain maupun bentuk.
Dalam perkembangan
sejarah, perangko konferensi asia afrika di luncurkan pada tanggal 24 april
1955. Perangko tersebut menggambarkan lima tokoh dalam pelaksanaan KAA tahun
1955, yaitu Indonesia, Myanmar, India, Myanmar, dan Pakistan. Pada waktu itu,
perangko yang di cetak hingga 14 ribu eksamplar. Tentu nya dengan total yang
sebanyak ini membuat perangko tersebut menjadi suatu hal yang di banggakan. Hal
ini yang di jadikan nilai-nilai sejarah karena merupakan sesuatu yang langka
pada masa itu. Selain pembuatan perangko, adapun mozaik yang terlihat menghiasi
perangko tersebut.
Terdapat beberapa jenis
perangko yang ada dalam Museum Perangko. Perangko tersebut tersusun dalam
beberapa kategori, pada tahun-tahun tertentu tentu nya perangko tersebut
semakin berkembang mengikuti gaya pembuatan perangko tersebut. Ada beberapa
contoh perangko yang akan kami bahas di sini, perangko yang di buat pada tahun
1951 merupakan sosok bung karno yang dalam beberapa warna tertentu. Ada juga
pada tahun 1957 terdapat perangko yang di khususkan untuk penderita cacat dan
hari 100 tahun peringatan pembuatan telegram. Selain itu terdapat beberapa
jenis perangko yang di tempel menurut tahun dan jenis keterangan nya. Tentu nya
menarik bukan ? Perangko-perangko tersebut telah tertempel hampir memenuhi tembok
yang telah di sediakan dalam museum tersebut. Berbagai macam jenis perangko
tentu nya akan menambah wawasan para pengunjung untuk lebih mengetahui
jenis-jenis perangko yang ada begitupun juga akan menambah rasa suka terhadap
perangko. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam susunan perangko
tersebut. Kelebihan nya, dalam penempelan perangko di tembok museum untuk satu
gambar di bedakan dalam warna-warna tertentu sehingga dapat mengurangi
kebosanan para pengunjung saat melihat nya, gambar-gambar yang di tempel di
sertai keterangan nya cukup jelas sehingga pengunjung memahami arti perangko
tersebut di tempel dalam museum..
kekurangan nya, dalam penempelan
perangko kurang beraturan karena tidak disusun berdasarkan tahun-tahun nya
secara terurut, gambar tersebar dalam beberapa dinding. Hal ini mungkin yang
akan membuat para pengunjung sedikit bingung dalam melihat perangko tersebut.
Setelah melihat
berbagai jenis perangko, kali ini kita akan
melihat beberapa gambar perangko yang di tempel pada dinding khusus
dalam museum tersebut. Untuk melihat tulisan dalam perangko tersebut,
pengunjung hanya di perbolehkan melihat dari jauh gambar para tokoh, rumah
adat, wajah orang yang di sembah dsb karena di batasi oleh tali pembatas.
Terdapat beberapa anak kecil dimana mereka sedang melakukan gerakan seperti
tarian berupa penyembahan terhadap gambar-gambar dalam perangko tersebut.
Pengunjung dapat melihat maksud dari patung anak kecil tersebut melakukan
gerakan tarian untuk menyembah dewa-dewa yang pada saat itu menjadi hal yang di
percaya dalam kebudayaan saat itu. Selain terdapat beberapa gambar yaitu
tokoh-tokoh yang bersejarah dalam perkembangan perangko, ada juga beberapa
rumah adat yang di tempel dalam dinding museum tersebut.
Selain, jenis perangko yang terdapat di atas, Museum Perangko
juga
terdapat
jenis
perangko
dalam
bidang
olahraga.
PT Pos Indonesia meluncurkan perangko tematik, Pekan Olahraga Nasional (PON)
XVII/2012 Riau seri ini terdiri dari enam desain maskot PON; burung serindit,
melakukan berbagai aksi olahraga. Perangko olahraga lain adalah SEA Games XXVI Palembang. Enam desain yang
tersedia yaitu selamat datang di Jakarata,
selamat datang di Palembang,
tenis
meja, bulu
tangkis sepak bola dan seni bela diri.
Di Negara lain, kita
dapat menemuka perangko seri olahraga. Di prancis, karate dihormati lewat perangko
edisi 2012 di london dieringati lewat perangko di Inggris,Blugaria,India,Polandia,Kosta
Rika, Australia, serbia,
dan masih banyak lainnya.Kita juga dapat menemukan tema tertentu. Misalnya
UEFA,EURO 2012 peraih mendali emas individu di Australia,peraih mendali emas di
Inggris, juara
dunia hoki dari Rusia,
atau
perangko seri Sports Legends di Papua Nugini.
Untuk yang ingin
mengoleksi atau ingin melihat perangko olahraga yang sudah langka kita dapat
meliahat di museum perangko yang berada di TMII , dan kita bisa membeli
perangko olahraga tersebut. Harga perangko perangko tersebut bermacam mulai
yang dari harga Rp 10.000 sampai harga ratusan ribu untuk Olimpiade XXIII 1984
di Los Angles dengan nilai Rp 175.000 gambar tinju, harga Thomas Cup XII London Mei 1982 dengan nilai Rp 250.000 Olimpiade XXIII 1984
di Los Angles dengan nilai Rp
110.000 gambar memanah , Olimpiade XXV
1992 denga nilai Rp. 200.000 gambar bulu tangkis, Olimpiade XXIV di Seoul nilai
Rp.75.000,dan ada yang cukup mahal seperti Olimpiade XXIV Atlanta gambar angkat
besi dengan nilai Rp 700.000 . Memang untuk mengoleksi perangko tidak lah murah.
Dan gambar ini
merupakan miniatur lomba olimpiade , dan gambar ini juga dijadikan sebagai
perangko yang bertemakan olimpiade.
Terdapat jenis perangko dicetak dengan beragam
jenis, ada yang berbentuk stiker, ada yang mengandung perekat di bagian
belakangnya. Salah satunya
juga
terdapat
jenis
perangko
yang
memiliki
variasi
gambar flora fauna yang dilindungi. Masing-masing gambar dalam perangko
pun sangat unik karena diambil dari pemandangan alam dan juga hewan. Dan tujuan
gambar dalam perangko flora dan fauna ini untuk mengingatkan bahwa kehidupan
yang terdapat dibumi tidak punah.
Sekarang waktunya kita membahas tentang fasilitas yang
terdapat di Museum Perangko. Salah satunya, dibagian paling
depan sebelum kita masuk, kita disambut dengan tanda yang mengingatkan kita
sebagai pengunjung untuk selalu mengabadikan hal-hal apa saja yang ada didalam
Museum Perangko. Tanda ini ditempel diatas kayu kokoh yang berbentuk trapesium
tanpa motif yang diatasnya dilapisi kaca. Tanda ini diletakkan disamping kanan
patung Hanoman, yang dalam pewayangan dikenal sebagai dhuta dharma pembawa
berita, misinya sama dengan tugas pos. Disamping kiri dan kanan pintu masuk ada
dua lukisan gaya Bali karya pelukis Wayan Sutha yang merupakan cuplikan berita
pewayangan versi Bali, menggambarkan bahwa pada masa sebelum kertas dikenal
seperti sekarang surat-menyurat menggunakan daun ‘ron’ tal. Dari awal masuk
saja kita sudah disajikan pemandangan cantik dengan patung dan ukiran berwarna
abu-abu disekeliling pintu, dan
kesemuanya itu sangat terlihat bahwa ini telah diatur sedemikian rupa agar
tampilannya langsung menarik mata pengunjung seperti yang terlihat pada dua
gambar diatas.
Didalamnya,
bisa kita lihat kebersihan dan kerapihan dari museum perangko itu sendiri dan
disalah satu sudut dari ruangan ini terlihat ada satu tempat yang menarik,
yaitu box foto. Box foto ini disediakan dalam dua gambar, yaitu satunya
bergambarkan petugas pos dengan memegang sepeda serta box yang lain bergambar
seseorang yang memegang bola dengan bertema FIFA 2007. Yang ingin berfoto
disini, hanya harus masuk dalam box dan memasukkan kepala dalam lubang yang
telah disediakan dengan gratis dan dapat dipakai sepuasnya. Di dalam box ini
terdapat kursi yang dapat berfungsi sebagai alas jika pengungjungnya anak kecil
atau seseorang yang tubuhnya belum mencapai lubang wajah tersebut. Hal ini
sangat menarik karena pengunjung bebas membuat ekspresi wajah seperti yang
mereka inginkan. Tentunya ini dapat menjadi salah satu daya tarik tersendiri
karena dari museum ini tidak hanya memberikan fasilitas bagi penggemar perangko
namun menyediakan juga tempat unik yang bisa menarik generasi muda untuk datang
kesini.
Tak
hanya box foto yang menjadi daya tarik dari museum perangko ini. Patung wanita
cantik yang mengenakan gaun indah ini menjadi hal menarik lainnya. Gaun yang
patung ini kenakan disusun dari segala macam perangko yang ditempelkan dan
didesain sangat cantik. Menurut informadi penjaga museum, disini pernah
diluncurkan perangko bertema khusus pada 11 November 2011. Dibagian tengah
dipamerkan patung dan gaun ini. Sayang koleksi ini mudah disentuh pengunjung
contohnya saat berfoto. Sangat banyak orang yang sudah berfoto disini namun
tidak berhati hati dalam pengambilan gambar. Sehingga patung ini sudah dalam
kondisi yang mengkhawatirkan dan dari foto pun dapat terlihat bahwa patung itu
sudah tidak lengkap lagi. Dan dari pihak museum pun tidak tanggap dalam
mengganti patung yang sudah mengkhawatirkan itu.
Di salah satu sudut dalam museum ini
dilengkapi dengan toilet khusus pria dan disudut lain terdapat toilet khusus
wanita. Saat kami mencoba untuk masuk kedalam toilet ini, ternyata toilet ini
dikunci. Mungkin karena saat itu kami datang pada waktu siang dan tidak banyak
juga yang mengunjungi museum Perangko pada saat itu. Namun ada dua benda yang
selalu ada disetiap sudut ruangan yaitu AC dan pemadam api. AC-AC disetiap
sudut ini membuat seluruh ruangan menjadi terjaga dinginnya meskipun pintu
dalam keadaan terbuka. Keadaan yang dingin dan nyaman ini akan membuat kita
betah berlama-lama di museum ini ditambah lagi dengan penataan letak perangko
yang sangat menarik.
Dibagian
perangko ini terdapat peralatan yang terkait dengan kantor pos diantaranya :
tepat didepan terdapat sebuah bentuk lemari buku yang tersusun rapi yang berisi
buku-buku yang berkaitan dengan pos dan peralatan lainnya dan di depan lemari
tersebut terdapat sebuah tempat penyimpanan dalam bentuk lemari kaca yang
berisikan peralatan terkait cap tanggal
pos, dengan berbagai bentuk seperti cap tanggal, cap tanggal roda, cap dirian
pos, tang perfra, timah plombir dan tang plombi seperti cap tanggal, cap
tanggal roda, cap dirian pos, tang perforasi, timah plombir, dan tang plombir.
Dan di samping lemari kaca tersebut terdapat pula timbangan surat, buku, dan
memorabiliar.
Museum Perangko Indonesia menjadi sebuah
tempat bernostalgia bagi para generasi yang mana dimasa remajanya belum
mengenal sms, email, dan mediasosial. Perangko tidak boleh mati atau musnah perangko
harus tetap ada karena bisa menjadi prasasti yang bercerita kepada publik yang
berpuluh generasi kemudian, tentang banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh
email, sms, dan komunikasi modern sejenisnya.
Lampiran
Lampiran 1.Kelompok
Lampiran 2.Suasana di dalam gedung
Lampiran 3.Perangkoceritarakyat
Lampiran 4.Ruangan Staff
Komentar
Posting Komentar